Muhammad itu tidak lain hanyalah
seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa
yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada
Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. (QS. Ali Imran [3]:144).
Ada
sebuah episode mengharukan pada hari wafatnya baginda nabi SAW. Seorang sahabat
yang sangat terkenal keperkasaannya, terkenal tegas dan bersuara lantang,
sahabat Umar ibnu Khattab, sewaktu mendengar berita wafatnya Rasulullah SAW
langsung keluar rumah menggeret pedangnya yang terhunus sambil berkata, ‘siapa
yang mengatakan Muhammad telah mati.’ Inilah pertanyaan yang lebih merupakan
ancaman bahwa siapa saja yang mengatakan Rasulullah telah wafat, akan dipenggal
lehernya! Dialah sahabat Umar radhiallahu ‘anhu, yang karena cintanya pada
Rasulullah, begitu tidak percaya sampai lupa diri bahkan akan memenggal leher
siapa saja orang yang memberitakan Rasulullah wafat.
Ada
dua hal menarik yang dapat kita petik dari episode ini. Pertama, sebagaimanapun
kita mencinta sesuatu, atau seseorang, entah nanti, esok atau lusa pasti
kematian akan memisahkan kita dengan yang kita cintai tersebut. Bisa jadi kita
yang lebih dahulu dijemput kematian, bisa juga orang yang kita cintai. Semakin
besar kecintaan kita akan sesuatu, seseorang, maka rasa kehilangan pun sewaktu
ditinggalkan pun akan semakin besar. Dan sayangnya, di dunia ini, semuanya, apa
saja ada batas titik akhirnya. Maka yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan diri
untuk menerima kenyataan perpisahan ini.
Yang
kedua, kita bisa melihat para sahabat begitu mencintai Rasulullah. Kecintaan
ini adalah kecintaan yang tulus karena para sahabat menyadari dialah Rasulullah
yang telah berhasil menyatukan mereka yang selama ini terpisah-pisah,
bermusuh-musuhan dalam kabilah-kabilah. Dialah rasulullah yang mengangkat
derajat hidup mereka dari suku yang bar-bar, buas dan tidak berprikemanusiaan,
biadab, pembunuh bayi-bayi yang tak berdosa menjadi kaum yang memiliki rasa
persaudaraan, kasih-sayang dan solidaritas yang tinggi. Bagi para sahabat,
Rasulullah adalah guru, bapak, pengayom, sahabat, pemimpin dan tempat berbagi.
Di dalam riwayat lain diceritakan sahabat Umar ra sering menangis karena
mengingat sebelum kedatangan Islam ia pernah mengubur bayinya hidup-hidup hanya
gara-gara bayi tersebut perempuan! Umar ra, menangis mengingat bayi
merah tersebut, yang tak berdaya menggapai-gapaikan tangan mungilnya. Sifat
bar-bar inilah yang telah dirombak total oleh Rasulullah, diganti dengan sifat
penyayang. Karena itu, Umar ra, begitu kehilangan guru yang telah
mengajarkannya kasih-sayang.
Episode pada hari wafatnya
Rasulullah SAW ini ditutup dengan bertekuk-lututnya Umar ra, di hadapan sahabat
Abu Bakar, yang dengan lemah-lembut menyentuh hati Umar dengan pernyataan
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang?” Kalimat-kalimat Abu Bakar bagaikan air segar dari mata
air di tengah-tengah kegelisahan, penyejuk di tengah-tengah kebingungan karena
orang yang paling dicintai pergi untuk tidak kembali lagi. Mendengar kalimat
lembah-lembut Abu Bakar, tangan Umar ra yang semula erat menggenggam pedang
jatuh terkulai menyadari kesalahan aplikasi pernyataan cintanya yang berlebihan
yang tak rela ditinggal orang yang dicintai.
Ikhwan fillah,
kita perlu mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi perpisahan ini, perpisahan
dengan yang kita cintai. Selain itu, setelah berulang kali kita memperingati
hari kelahiran Rasulullah SAW, mari kita tanya diri sendiri. Adakah kecintaan
kita pada beliau seperti kecintaannya Umar ra? Adakah kecintaan kita pada
beliau, pada ajaran-ajaran beliau bertambah tiap kali memperingati maulidnya?
Hanya jiwa yang suci yang bisa menjawab tanpa apologi.
Mari kita tingkatkan kecintaan kita
pada Rasulullah, pada ajaran-ajarannya agar kita dapat bersaksi sebagai
pengikutnya dan mendapat syafaatnya di hari penghitungan.
0 komentar:
Posting Komentar