Kiprah Ulama Awal di Nusantara

Senin, 11 Februari 2013


1)      Hamzah Fansury
Lahir di Sumatra Utara antara akhir abad ke 16 hingga awal abad 17, dan dikenal sebagai tokoh tawasuf dari Aceh yang membawa paham Wahdatul Wujud.Tokoh ini banyak melakukan pengembaraan di berbagai wilayah dengan tujuan mencapai makrifat kepada Allah , hingga akhirnya menetap di Aceh.Dalam pengembaraan ia singgah di beberapa kota seperti Kudus, Banten, dan beberapa negara seperti Malaysia,India, Persia, Siam, Mekah Madinah, Irak.Dia juga merupakan peletak dasar bahasa Melayu sebagai bahasa keempat dalam Islam.Ia mulai menulis sejak masa Kesultanan Aceh (Sultan Alauddin Ri’ayat Syas Sayid Mukammal).Berbagai daerah yang dikirimi kitab karyanya antara lain Gresik, Kudus, Makassar dll.Hampir seluruh karyanya sebagai sarana mempopulerkan pemikiran Wahdatul Wujud. Namun semua itu tak lepas dari berbagai masalah yaitu, ia telah dianggap menyebarkan Panteisme. Tapi beliau memiliki keteguhan dalam berpikir sehingga ia tidak lupa menampilkan aspek tanzih (perbedaan) antara Tuhan dan Makhluk.
2)      Shekh Syamsuddin as – Sumatrani
Syekh Syamsuddin bin Abdillah as – Sumatrani, atau yang sering dipanggil Syamsuddin Pasai adalah seorang ulama besar dan tokoh tasawuf yang berasal dari Aceh. Beliau juga dikenal sebagai tokoh penganut paham wahdatul wujud.  Shekh Syamsuddin as – Sumatrani juga menulis kitab – kitab, diantaranya adalah :  Miral al-Mu’min (Warisan orang beriman), merupakan kitab ilmu kalam yang memuat tanya jawab mengenai kepercayaan Islam. Kitab ini mengupas tentang sifat Allah, sifat para nabi, wahyu, dan hari kebangkitan. Satu kitabnya berjudul Miras al-Muhaqqiqin (Warisan orang yang yakin) merupakan kitab tasawuf yang mengupas zikir dan makrifat Allah swt.
3)      Nuruddin ar-Raniri
Nuruddin ar-Raniri memiliki nama lengkap Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji bin Muhammad bin Hamid ar-Raniri al-Quraisyi asy-Syafi’i. Ia lahir sekitar pertengahan abad ke-16 di Ranir (sekarang Rander) di daerah Gujarat, India, dan meninggal pada tanggal 22 Zulhijah 1069 H atau bertepatan dengan 21 September 1658 M. Nuruddin ar-Raniri terkenal sebagai seorang ulama dan penulis yang sangat produktif. Pada setiap tulisannya, ar-Raniri pun selalu menyebutkan sumber pengambilannya untuk memperkuat argumen yang dipaparkannya. Tulisannya meliputi berbagai cabang agama , seperti sejarah, fiqih, hadist, aqidah, mistik, filsafat, dan juga ilmu perbandingan agama. Karyanya dalam bidang fiqih yang cukup populer adalah al-Sirat al-Mustaqim (Jalan Lurus), membahas berbagai masalah ibadah. Karya – karya lainnya antara lainnya adalah Bustan al-Slatin (berisi sejarah), dan Asrar al-Ihsan fi Ma’rifat al-Ruh wa al-Rahman (berisi ilmu kalam).
4)      Nawawi al-Bantani
Nawawi al-Batani nama lengkapnya yaitu Nawawi bin Umar bin Arabi. Di lingkungan keluarganya, ia dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’ti. Nawawi al-Bantani lahir di Banten pada tahun 1813 M dan meninggal pada tahun 1897 M di Makkah. Makam Nawawi al-Bantani berada di pemakaman Ma’la, berdekatan dengan makam istri NABI SAW. Khadijah. Bila ditelisik dari silsilah keluarga ayahnya, Nawawi adalah salah satu keturunan penguasa pertama kerajaan Banten, Sultan Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Nawawi al-Bantani adalah salah satu ulama yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat Islam di Asia Tenggara, karena dikenal sebagai salah satu ulama besar di kalangan umat Islam Internasional. Ia pernah menjabat sebagai imam besar Masjidil Haram. Beberapa juga mendapat julukan kehormatan dari Arab Saudi, Mesir, dan Suriah, seperti Sayid Ulama al-Hejaz, Mufti (Ulama yang dipercaya memberikan Fatwa) dan Faqih (Ulama ahli Fiqih), walaupun demikian , Nawawi al-Bantani tetap tampil dengan sangat sederhana.
5)      Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
Syekh Ahmad Khatib Sambasi adalah seorang ahli tarekat dan mendirikan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang tersebar di tanah air. Syekh Ahmad Khatib Sambasi lahir di Kalimantan, masa hidupnya lebih banyak dihabiskan di Mekah dan mendedikasikan hidupnya pada ilmu agama untuk menjadi guru hingga beliau wafat pada tahun 1878 M. Hasil karya Syekh Ahmad Khatib Sambasi yang sangat terkenal adalah kitab Fath al Arifin (kemenangan orang – orang yang makrifat). Syekh Ahmad Khatib Sambasi memiliki pengaruh yang luas. Murid – muridnya berasal dari berbagai belahan dunia disamping Nawawi al-Bantani, murid lainnya antara lain Haji Muhammad Syah dan Haji Fadil (dari Malaysia). Pengaruh tarekat yang dikembangkan oleh dua orang muridnya di johor Malaysia ini berhasil menghimpun kurang lebih 14000 pengikut yang loyal sekitar tahun 1940-an.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Mengenai Saya

Foto saya
Kenalin Teman, namaku Miftahul Khoirul Azizah. . . Aku lahir di Kediri, tepatnya pada tanggal 14 Oktobe 1995. Dan saat ini, aku sedang mengenyam pendidikan di salah satu sekolah favorit di Kotaku. Yakni, Madrasah Aliyah Negeri Kota Kediri 3. Salam kenal ya. . . :)

Blogroll

About

Blogger templates

Blogger news